Kamis, 13 April 2017

Namanya Saemo

Namanya Saemo (nama yang kuberikan untuknya).

Siang itu : Kamis, 25 September 2014 pukul 13:05 saat memperbaiki motor disebuah bengkel. Kulihat Saemo berlalu lalang dengan motornya. Saemo tengah sibuk memindahkan damen (batang padi kering) dibelakang motornya. Dengan raut wajah yang ceria dan tegak, ia tanpa malu membawa tumpukan gabah tersebut untuk hewan ternak orang tuanya. Sementara para remaja diusianya banyak disibukkan dengan memperbanyak CV pacar, nongkrong, modif-modif motor, balap liar namun Saemo tampak tak memperdulikan apa yang jadi trend para remaja diusianya.


Saemo mulai melakukan kegiatan tersebut ketika sepulang sekolah. Dengan celana pendek, kaos oblong lengan panjang dan topi biru bergambarkan logo salah satu partai besar di Indonesia. Tanpa lelah ia bolak balik dari sawah ke rumah hingga gabah yang menjadi tanggungannya habis ia pindahkan. Tak jarang diperjalanan ketika ia membawa damen dimotornya ia berpapasan dengan teman satu kelasnya, dengan ramah ia membalas semua sapaan teman-temannya, meskipun ada satu dua tiga temannya yang sudah bertatap muka tapi enggan untuk menyapanya, dan ia tetap tersenyum.

 
Saemo adalah seorang remaja pria yang masih duduk dibangku kelas XI Madrasah Aliyah di Rengel. Ia tinggal di daerah area pegunungan yang mayoritas warga disana bekerja sebagai peternak dan petani musiman. Semakin lama ketika Saemo terus-terusan lewat dihadapanku yang masih menunggu motor diperbaiki. Rasanyaku ingin mencari kantung kresek hitam dan kupakaikan dikepalaku. Malu rasanya melihat seorang anak muda yang lebih muda dariku sudah memiliki jiwa petarung dan tak memiliki rasa gengsian. Ya, dia adalah Saemo, salah satu anak muda berkualitas


0 komentar:

Posting Komentar

 
rizkiafiatdotkom Blogger Template by Ipietoon Blogger Template